Tiga Penyair Membuka Jaktent
Semalam saya menghadiri acara pembukaan Jaktent. Acaranya berlangsung hanya selama satu jam, tapi sangat mengesankan. Mata acara penghujungnya adalah yang paling menarik. Setelah beberapa percakapan seremonial, tiga penyair tampil untuk membacakan puisi. Satu dari Palestina, Maya al Hayyat. Dua dari Indonesia, Aan Mansyur dan Rebecca Kezia. Maya al Hayyat baca tiga puisi dalam bahasa Arab karyanya sendiri, dengan terjemahan inggris disorotkan ke layar besar di depan. Aan dan Becca masing-masing baca dua puisi karya penyair Palestina, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Taufiq Ismail. Jarang saya bisa merasa begitu terpukau menyaksikan sebuah penampilan pembacaan puisi. Puisi bahasa Arab meski terasa asing namun asyik didengar karena rima syairnya, panjang pendek kalimat dan baitnya, membuatnya mengalun seperti musik. Puisi terjemahan Taufiq Ismail berhasil menggali kekayaan daya ekspresi bahasa Indonesia, sehingga tak kalah piawai mendentingkan bunyi dan makna yang