Sunshine city, Ikebukuro, tempat pameran kaligrafi itu adalah sebuah kompleks perbelanjaan dan hiburan yang besar. Di dalam gedung yang sama terdapat planetarium, aquarium besar, hotel, dan toko-toko barang bermerek. Ruang pameran itu bernama Bunkakaikan di lantai dua. Karya kaligrafi yang dipamerkan dipajang di dinding ruang-ruang bersekat. Ada sekitar tujuh puluh satu ruang bersekat. kaligrafinya mencakup kanji dan kana. Saya tidak pernah tahu sebelumnya bahwa ada begitu banyak gaya penulisan kanji dan kana. Kaligrafinya bukan untuk satu dua karakter, tapi berupa bait puisi atau teks yang lebih panjang. Untuk kana ada yang ditulis dalam gulungan kertas atau kain, persis surat-surat di zaman dulu yang terlihat di film-film Jepang lama.

Melihat kaligrafi yang begitu banyak, saya sulit utk memusatkan perhatian. Pada akhirnya saya hanya melihatnya dalam keseragaman. Tapi begitu bertemu karyanya Teraishi Yumik, hasil kerja seseorang yang saya kenali, barulah saya menyadari keindahannya. Dalam kepala saya lantas muncul kekaguman bagaimana dia belajar, latihan, mengambil waktu untuk itu, bagaimana dia melakukan itu di rumah dengan dua anak yang masih kecil. Karya itu jadi terbedakan, individu di baliknya jadi muncul. Itulah arti sebuah pameran, jika kita melihat sebuah karya oleh individu yang kita kenal.

Komentar

Populer

Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel

Tiga Penyair Membuka Jaktent

"Memento Vivere"