sebuah hari baru, lagi. ketika hari masih pagi saya begitu penuh pengharapan. saya mengira hari ini akan ada kesempatan bagi saya untuk melakukan sesuatu yang besar. sesuatu yang akan mengubah hidup saya, sebuah belokan dari jalur yang telah saya tempuh selama ini. saya membayangkan di hadapan saya terbentang kesempatan itu, menunggu saya mendatanginya dan melakukan keajaiban.

masuk tengah hari pengharapan itu belum tampak wujudnya. saya seperti menunggu untuk menggerakkan diri ke sana tapi begitu banyak kesibukan dan urusan lain yang menyita perhatian dan tenaga saya. pelan-pelan saya merasakan pudarnya harapan besar pagi tadi.

ketika matahari beranjak turun dari puncak langit, saya kembali ke keadaan yang sama seperti hari sebelumnya. hari ini ternyata bukan kesempatan bagi perubahan besar itu. saya mesti menunggu esok lagi. malam ingin cepat dikejar agar saya segera tiba di pagi yang penuh harapan. bumi terus berputar. hari ini berulang, seragam. membentuk tahun, menambah umur. tak ada kejutan.

saya ingin mengirim pesan positif pada diri saya, dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang menumbuhkan semangat dan puja-puji. tapi tiap kali melihat keluar saya mendapat pukulan dari kenyataan yang keras dan tak berbelas. waktu yang tak bisa ditahan lajunya dan matahari yang terus terbit dari timur. saya tidak bisa menggapai pegangan yang meyakinkan, dibawa hanyut tanpa kendali, menemukan diri di pojok yang sama, terkulai lemah, tak berdaya bergerak. melangkah dalam lingkaran, lelah, letih. berusaha bertahan tapi tenaga tak bisa pulih, hanya bisa memelihara mimpi

Komentar

Populer

Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel

Tiga Penyair Membuka Jaktent

"Memento Vivere"