salah satu yang ingin saya hindari dalam hidup ini adalah mengumpulkan barang-barang yang ternyata tidak saya butuhkan. saya tidak ingin rumah saya menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang tak benar-benar bermanfaat, yang tidak pernah digunakan sekali pun, yang ada hanya karena keinginan sesaat untuk memiliki ketika melihatnya. itulah sebabnya saya selalu menahan diri ketika berjalan-jalan di fleamarket. seringkali pulang tanpa membeli apa-apa, hanya melihat-lihat, sambil berpikir setiap kali melihat sebuah barang, untuk keperluan apa barang tersebut jika saya memilikinya. akhirnya semua barang yang dijajakan di sana, meski murah dan bagus, tidak pernah berpindah ke tangan saya. datang ke fleamarket tanpa rencana tidak pernah menjadi sesuatu yang betul-betul menarik. barang yang paling sering saya beli di sana adalah buku dan pakaian. buku selalu terpakai, terutama buku cerita anak-anak untuk hanifa. saya jarang menemukan buku untuk saya di fleamarket koganei koen karena hampir tidak ada buku berbahasa inggris di sana. baju selalu bisa menemukan saat untuk dipakai.
Populer
Tiga Penyair Membuka Jaktent
Semalam saya menghadiri acara pembukaan Jaktent. Acaranya berlangsung hanya selama satu jam, tapi sangat mengesankan. Mata acara penghujungnya adalah yang paling menarik. Setelah beberapa percakapan seremonial, tiga penyair tampil untuk membacakan puisi. Satu dari Palestina, Maya al Hayyat. Dua dari Indonesia, Aan Mansyur dan Rebecca Kezia. Maya al Hayyat baca tiga puisi dalam bahasa Arab karyanya sendiri, dengan terjemahan inggris disorotkan ke layar besar di depan. Aan dan Becca masing-masing baca dua puisi karya penyair Palestina, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Taufiq Ismail. Jarang saya bisa merasa begitu terpukau menyaksikan sebuah penampilan pembacaan puisi. Puisi bahasa Arab meski terasa asing namun asyik didengar karena rima syairnya, panjang pendek kalimat dan baitnya, membuatnya mengalun seperti musik. Puisi terjemahan Taufiq Ismail berhasil menggali kekayaan daya ekspresi bahasa Indonesia, sehingga tak kalah piawai mendentingkan bunyi d...
Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel
Khaled Hosseini adalah seorang penulis yang melalui kata-katanya mampu menggambarkan keindahan, kesedihan, dan kehidupan yang kompleks di Afghanistan. Melalui novel-novelnya, ia telah meraih popularitas dan pengakuan di seluruh dunia. Hosseini dikenal karena gaya penulisan yang indah, penceritaan yang kuat, dan kemampuannya untuk membangkitkan emosi yang mendalam bagi para pembacanya.
Komentar
Posting Komentar