Three Cups of Tea


Kau tahu kawan, setiap buku adalah pengembaraan jiwa. Dan jika saat-saat ini kau ingin kisah yang menggetarkan senar-senar kemanusiaanmu, bacalah buku ini, Three Cups of Tea. Hangatkan jiwamu dengan alunan kata-katanya, hirup dalam-dalam wangi pesonanya.

Lalu katakan padaku benarkah kau tidak merasa tersentuh oleh perjuangan lelaki berhati lembut itu untuk menerangi hidup anak-anak perempuan di pelosok terjauh pakistan dan afghanistan dengan cahaya pendidikan, keberaniannya menghadang bahaya, menembus medan terjal, berhadapan dengan desingan peluru, mempertaruhkan hidup yang memang rapuh ini demi sesuatu yang begitu jauh dari kepentingan pribadinya. Atau oleh kecerdasan hati orang-orang tua yang hidup di alam keras pegunungan pakistan, yang tak mengenyam pendidikan sekolah, namun siap mengorbankan hartanya yang paling berharga demi masa depan pendidikan anak-anak desanya. Ah, mungkin kau hanya perlu membacanya dengan lebih perlahan. Menghikmatinya satu demi satu.

Dan oh ya, ini cerita yang sangat memikat, deskripsi yang begitu hidup, dengan pilihan kata yang penuh warna. Katakan padaku kalau buku ini tidak berhasil membuatmu menahan kantuk lewat tengah malam demi menyelesaikan satu bab lagi, satu halaman lagi, satu aliena lagi, dan mendapati pagi sudah terlalu dekat untuk dicapai dengan memicingkan mata. Maaf, mungkin kau memang punya waktu lain untuk menyelesaikannya atau ada urusan lain yang sangat mendesak yang membuatmu rela menyisihkannya.

Tapi kita tahu, tanpa sentuhan tangan David Oliver Relin yang piawai meramu apa yang diuraikan Greg Mortenson--si pendaki gunung yang gagal itu--kepadanya, kisah ini takkan sampai kepadamu, pesannya hanya akan menggema ke orang-orang yang bersentuhan langsung dengannya. Paduan yang fantastis, seorang pejuang kemanusiaan dan seorang penulis yang telaten. Keduanya mempersembahkan bagimu kekayaan pengalaman tiada dua.

Karena itu, kawan, pesan terdekat yang terbetik dalam benakku setelah membacanya, barangkali amat sederhana dan dangkal, karena aku ingin membekaskannya dalam-dalam di sini pada saat ini dalam diriku: di bidang pengabdian apa pun kau menemukan dirimu hari ini, lakukanlah itu dengan tulus dan sungguh-sungguh. jejak yang kau buat akan tak kalah berarti dalam skalanya sendiri dengan apa yang dibuat oleh Dr. Greg di puncak-puncak dataran tinggi Baltistan sana.

Sudah kutuliskan ini untukmu, kawan, tak dapat menunggu pagi.

Komentar

Populer

Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel

Tiga Penyair Membuka Jaktent

"Memento Vivere"