Kisah Perburuan Inferno
Beberapa penulis seperti diberkati dengan "pena midas", apa pun yang ditulisnya seolah menjelma karya emas yang dinanti-nanti begitu banyak pembaca di seluruh dunia. Dan Brown termasuk satu dari sedikit penulis beruntung itu.
Dan Brown meraih kesuksesan global melalui novel keempatnya, The Da Vinci Code, yang menduduki puncak daftar buku terlaris New York Times dalam minggu pertama penerbitannya pada 2003. Kini buku-buku karya Dan Brown telah terjual sebanyak lebih dari 200 juta eksemplar di seluruh dunia.
Begitu tersiar kabar bahwa Dan Brown akan menerbitkan novel baru, publik pembaca riuh menantikannya, diskusi mengenainya meramaikan kanal media sosial , para penerbit bergegas memburu hak penerbitannya. Tak terkecuali Mizan Group, yang telah menerbitkan edisi Indonesia dari novel terakhir karya Dan Brown, The Lost Symbol, pada 2010 dengan menggunakan label Bentang Pustaka.
Perburuan dimulai sejak hari pertama kabar resmi itu tersebar pada 15 Januari 2013. Dan Brown sendiri sejak Mei 2012 telah memberitakan bahwa dirinya akan menulis novel lanjutan The Lost Symbol, tanpa menyebutkan tanggal terbit dan judul bukunya. Baru pada bulan pertama tahun inilah informasi resminya dirilis oleh agen dan penerbitnya, Doubleday (US) dan Transworld (Random House Group, UK). Novel keempat dalam serial misteri thriller dengan tokoh utama Robert Langdon itu berjudul Inferno dan akan terbit pada 14 Mei 2013. Novel ini, menurut pengakuan penulisnya, diilhami oleh salah satu “adikarya sastra yang paling misterius dan bertahan lama dalam sejarah”, yakni Divine Comedy yang ditulis oleh Dante Alighieri pada abad ke-14.
Penantian yang cukup menggelisahkan, karena didiamkan bisa saja berarti kalah sebelum bertanding. Penundaan jawaban agen ternyata disebabkan oleh kebijakan mereka untuk membagi dua wilayah dunia menjadi teritori major (yang menerbitkan serempak dengan edisi Inggris) dan teritori minor (dunia selebihnya).
Indonesia tidak termasuk major territory dalam peta dunia para literary agent, tidak termasuk negara yang diberi keistimewaan untuk menerbitkan novel Dan Brown serempak pada tanggal 14 Mei. Dalam kelompok minor ini termasuk Cina, Hungaria, Thailand, Jepang, Rusia, Polandia, Yunani, Korea, Ceko, dan lain-lain. Yang termasuk major territory adalah Prancis, Italia, Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda, Denmark, dan Catalan.
Memasuki bulan April, setelah selesai berurusan dengan major territory , barulah agen merespons email-email dengan cepat, termasuk menyambut baik permintaan untuk bertemu dengan mereka pada ajang London Book Fair. Pada kesempatan pameran buku di London itulah, persyaratan terakhir mereka kemukakan dan kemudian disepakati.
Publik pembaca berbahasa Indonesia kini dipastikan dapat menikmati karya penulis best-seller dunia ini, dari tangan penerbit yang juga memegang rights tiga karya sebelumnya dalam serial yang sama: Angels & Demons, The Da Vinci Code dan The Lost Symbol.
Untuk novel Inferno, Dan Brown masih diwakili oleh agen yang sama, Sanford J Greenburger Agency (SJGA), namun untuk wilayah Indonesia tidak lagi melalui oleh subagennya, TuttleMori Thailand. SJGA menangani langsung seluruh negosiasi dan finalisasi kontrak dari kantor mereka di New York.
Jika dibandingkan dengan proses akuisisi The Casual Vacancy, novel terakhir dari pemilik “pena midas” yang lain yakni J.K. Rowling, akuisisi Inferno bisa dibilang lebih mudah dan sederhana. Untuk Inferno tidak ada proses lelang tiga tingkat, tidak ada password yang boleh disampaikan hanya melalui percakapan telepon, tidak ada proteksi naskah yang terlalu ketat. Yang ada justru masa hening yang lama setelah kontak pertama dilakukan, tidak ada jawaban dari agen selama lebih dari satu bulan sejak email penawaran dikirimkan.
Jika dibandingkan dengan proses akuisisi The Casual Vacancy, novel terakhir dari pemilik “pena midas” yang lain yakni J.K. Rowling, akuisisi Inferno bisa dibilang lebih mudah dan sederhana. Untuk Inferno tidak ada proses lelang tiga tingkat, tidak ada password yang boleh disampaikan hanya melalui percakapan telepon, tidak ada proteksi naskah yang terlalu ketat. Yang ada justru masa hening yang lama setelah kontak pertama dilakukan, tidak ada jawaban dari agen selama lebih dari satu bulan sejak email penawaran dikirimkan.
Penantian yang cukup menggelisahkan, karena didiamkan bisa saja berarti kalah sebelum bertanding. Penundaan jawaban agen ternyata disebabkan oleh kebijakan mereka untuk membagi dua wilayah dunia menjadi teritori major (yang menerbitkan serempak dengan edisi Inggris) dan teritori minor (dunia selebihnya).
Indonesia tidak termasuk major territory dalam peta dunia para literary agent, tidak termasuk negara yang diberi keistimewaan untuk menerbitkan novel Dan Brown serempak pada tanggal 14 Mei. Dalam kelompok minor ini termasuk Cina, Hungaria, Thailand, Jepang, Rusia, Polandia, Yunani, Korea, Ceko, dan lain-lain. Yang termasuk major territory adalah Prancis, Italia, Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda, Denmark, dan Catalan.
Memasuki bulan April, setelah selesai berurusan dengan major territory , barulah agen merespons email-email dengan cepat, termasuk menyambut baik permintaan untuk bertemu dengan mereka pada ajang London Book Fair. Pada kesempatan pameran buku di London itulah, persyaratan terakhir mereka kemukakan dan kemudian disepakati.
Publik pembaca berbahasa Indonesia kini dipastikan dapat menikmati karya penulis best-seller dunia ini, dari tangan penerbit yang juga memegang rights tiga karya sebelumnya dalam serial yang sama: Angels & Demons, The Da Vinci Code dan The Lost Symbol.
Pembaca yang belum sempat menikmati novel-novel sebelumnya dalam serial ini tidak perlu khawatir, karena penerbit akan merilis ulang serial terdahulu dan memastikan ketersediaannya di toko-toko buku untuk bersanding dengan buku keempatnya. Selamat menanti dan menikmati!
Novel yang amat sangat kutunggu. Penasaran, seperti apakah petualanang Pak Langdon kali ini. :D
BalasHapus