Gypsies (Josef Koudelka)
Buku ini menampilkan foto-foto yang diambil Josef Koudelka antara 1962-1971 di tanah kelahirannya Czechoslovakia dan di pedesaan Romania, Hungaria, Prancis dan Spanyol. Subjek utamanya adalah orang-orang Gypsi Romani. Disebut sebagai adikarya fotografer terhebat abad ini, perlu waktu lama bagi saya untuk "berani" menulis ulasannya di sini. Jadi agak naif untuk mengklaim ulasan ini memberi analisis mendalam atas karya tersebut. Ini sekadar apresiasi personal seorang pembelajar. ^_^
Yang menarik tentang kaum Gypsi Roma bagi Koudelka adalah gaya hidup mereka yang nomadik, wajah mereka yang dramatik. Dia juga tertarik pada musik dan budaya orang Gypsi. Setiap musim panas sepanjang hampir sepuluh tahun tersebut, Koudelka mendatangi mereka, hidup di tengah mereka, berbaur dan menjadi bagian dari komunitas ini.
Gypsies dibuka dengan menampilkan foto seorang pria sedang bersandar di dinding luar sebuah bangunan. Posenya terbaca seolah sedang mempersilakan seorang yang tak dikenal untuk lewat. Foto yang mengantar Anda masuk ke dalam kehidupan orang Gypsi yang terbentang di halaman-halaman berikutnya.
Foto-foto di dalam buku ini tidak menampakkan stereotip negatif yang lazim melekat pada kaum Gypsi. Koudelka menunjukkan wajah komunitas Gipsi yang riang, bersemangat, dan juga religius. Yang kita rasakan saat melihat foto-foto ini adalah ketulusan dan luruhnya jarak antara pemotret dan subjeknya. Koudelka membuat subjeknya nyaman untuk difoto dalam gestur yang mengungkapkan pribadi mereka tanpa tabir.
Tidak heran karena dalam jangka hampir sepuluh tahun itu Koudelka hidup berbaur dan bahkan telah dianggap sebagai bagian dari kaum mereka. Kehadirannya sebagai fotografer tidak lagi terasa sebagai "orang asing" atau "orang luar". Walhasil, komposisi foto-fotonya menyiratkan kepercayaan dan koneksi emosional yang telah diraihnya. Adegan keseharian yang direkamnya begitu intim untuk direkam oleh orang luar.
Memang, bagaimana pun untuk menciptakan buku foto yang baik, diperlukan kematangan yang tak bisa diburu waktu. Sang fotografer harus membenamkan diri dalam dunia subjeknya, mengenal secara personal dan mendekatkan diri dengan budaya mereka.
Yang bikin takjub juga adalah kualitas cetak buku ini. Ada sensasi khusus saat kita meraba foto yang tercetak di atas kertasnya. Tekstur cetakan tinta hitam putih yang tegas itu seolah-olah menjalarkan melalui ujung jari kita suasana di dalam foto. Nuansa gelap terangnya benar-benar terekam secara mendetail.
Foto-foto di dalam buku ini tidak menampakkan stereotip negatif yang lazim melekat pada kaum Gypsi. Koudelka menunjukkan wajah komunitas Gipsi yang riang, bersemangat, dan juga religius. Yang kita rasakan saat melihat foto-foto ini adalah ketulusan dan luruhnya jarak antara pemotret dan subjeknya. Koudelka membuat subjeknya nyaman untuk difoto dalam gestur yang mengungkapkan pribadi mereka tanpa tabir.
Tidak heran karena dalam jangka hampir sepuluh tahun itu Koudelka hidup berbaur dan bahkan telah dianggap sebagai bagian dari kaum mereka. Kehadirannya sebagai fotografer tidak lagi terasa sebagai "orang asing" atau "orang luar". Walhasil, komposisi foto-fotonya menyiratkan kepercayaan dan koneksi emosional yang telah diraihnya. Adegan keseharian yang direkamnya begitu intim untuk direkam oleh orang luar.
Memang, bagaimana pun untuk menciptakan buku foto yang baik, diperlukan kematangan yang tak bisa diburu waktu. Sang fotografer harus membenamkan diri dalam dunia subjeknya, mengenal secara personal dan mendekatkan diri dengan budaya mereka.
Yang bikin takjub juga adalah kualitas cetak buku ini. Ada sensasi khusus saat kita meraba foto yang tercetak di atas kertasnya. Tekstur cetakan tinta hitam putih yang tegas itu seolah-olah menjalarkan melalui ujung jari kita suasana di dalam foto. Nuansa gelap terangnya benar-benar terekam secara mendetail.
Buku ini menjadi testimoni kuat atas ketajaman mata dan imajinasi Koudelka. Dalam sebuah wawancara dengan Guardian pada 2008, dia berkata: "Saya selalu mencoba menjadi orang dalam, baik sebagai fotografer maupun sebagai manusia. Saya adalah bagian dari segala sesuatu yang ada di sekitar saya." Pengantar buku ini ditulis oleh Will Guy, seorang sosiolog peneliti tentang masyarakat Gypsi, memberikan analisis mendalam tentang kondisi mereka belakangan ini, gelombang pengusiran kerap mengancam kaum Gypsi di Eropa.
Sebagai karya seorang master, buku ini merupakan referensi visual yang penting bagi peminat fotografi, untuk menyerap kecakapan story-telling dan komposisinya yang brilian, Menikmati buku ini dari awal hingga akhir seperti sebuah perjalanan ke dalam dunia kaum Gypsi. Perjalanan yang penuh emosi, keakraban, kesedihan, suram, gembira, sengsara. Dan yang lebih penting ini adalah sebuah karya lain yang memberi pesan tentang apa yang dapat diraih dari kerja yang penuh passion, dan mendorong untuk terus belajar. []
Koudelka: Gypsies
Koudelka, Josef (Photographer)
Guy, Will (Text)
ISBN-10: 0500544026
ISBN-13: 9780500544020
Publisher: Thames & Hudson Ltd
192 Pages
Sebagai karya seorang master, buku ini merupakan referensi visual yang penting bagi peminat fotografi, untuk menyerap kecakapan story-telling dan komposisinya yang brilian, Menikmati buku ini dari awal hingga akhir seperti sebuah perjalanan ke dalam dunia kaum Gypsi. Perjalanan yang penuh emosi, keakraban, kesedihan, suram, gembira, sengsara. Dan yang lebih penting ini adalah sebuah karya lain yang memberi pesan tentang apa yang dapat diraih dari kerja yang penuh passion, dan mendorong untuk terus belajar. []
Koudelka: Gypsies
Koudelka, Josef (Photographer)
Guy, Will (Text)
ISBN-10: 0500544026
ISBN-13: 9780500544020
Publisher: Thames & Hudson Ltd
192 Pages
Komentar
Posting Komentar