Spice Souk di Hari Bendera


Spice Souk adalah pasar tradisional yang berlokasi di wilayah Deira, sebelah timur kota Dubai. Sesuai namanya, salah satu pasar tertua di Dubai ini menjual bermacam-macam rempah dan herbal yang banyak digunakan dalam masakan Arab dan Asia selatan, minyak wangi,  barang kerajinan, tekstil dan suvenir. 




Tempat yang sangat fotogenik. Di depan dan di dalam toko rapi berjejer karung-karung plastik berisi tumpukan warna-warni biji pala, safron, kayu manis, pistachio, kacang-kacangan. Kosakata saya terbatas untuk menyebut semua jenis rempah yang tersedia di sini. Bahkan beberapa di antaranya bisa jadi baru untuk pertama kali saya lihat.



Hari itu, 2 November 2017, pasar penuh hiasan bendera berwarna hijau, merah, putih dan hitam, karena saya berkunjung tepat sehari menjelang Hari Bendera Uni Emirat Arab. Sejak 2004, tanggal 3 November diperingati sebagai UAE Flag Day untuk menghormati perjuangan dua bersaudara pendiri negara itu, Syekh Zayed dan Syekh Rashid.


Bendera-bendera kecil digantungkan di sepanjang lorong-lorong sempit pasar, ditanamkan di puncak tumpukan rempah barang dagangan, dijajakan di hampir setiap toko.


Berbelanja di sini dilakukan dengan tawar menawar seperti biasanya di pasar tradisional. Beberapa pedagang menggunakan trik mengaku tak dapat untung apa-apa jika tawaran kita terlalu rendah.


Sebagai salah satu tempat tujuan wisata, turis berbagai bangsa banyak dijumpai berlalu lalang melintasi lorong pasar, mencicipi makanan, menghidu parfum, mencoba kafiyeh, menawar barang.



Pedagang di sana sudah terbiasa menghadapi turis yang banyak bertanya, atau hanya melihat-lihat. Mereka ramah melayani dan bahkan mencoba berkomunikasi dengan bahasa kita. 


Jumlah pedagang rempah di sini belakangan semakin sedikit. Dengan banyaknya mall modern yang megah didirikan di kota Dubai, pengunjung menyusut dan pedagang pun berkurang. Tapi melihat lokasinya yang dekat dengan sungai dan pelabuhan, pasar yang hangat dan ramah ini tentu akan tetap bertahan hidup.




Komentar

Populer

Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel

Tiga Penyair Membuka Jaktent

"Memento Vivere"