Dukung Kampanye #BooksAreEssential
Hari Buku Dunia tahun ini diperingati dalam suasana yang tidak biasa. Industri buku, sebagaimana berbagai bidang lainnya, berada di bawah tekanan masalah akibat pandemik virus corona. Toko-toko buku dan sekolah tutup, kegiatan membaca dan membeli buku harus kreatif mencari cara-cara baru untuk terus bertahan.
Dalam keadaan ini, majalah Publishers Weekly dalam edisi 20 April 2020 meluncurkan kampanye media sosial dengan hashtag #BooksAreEssential. Sampul majalah ini dibuat oleh ilustrator Finlandia, Pirita Tolvanen, menunjukkan seorang pembaca yang memegang buku di hadapannya seperti masker. Punggung buku menunjukkan judul: A Novel Coronavirus.
Kampanye ini ingin menekankan bahwa di tengah suasana ini, buku juga menjadi penyelamat. Jim Milliot, direktur editorial Publishers Weekly: “We’re asking everyone to stand up and say, ‘Yes, books are essential to my life.’”
Bagi saya, ya. Buku adalah sesuatu yang esensial dalam hidup saya. Di rumah dan kantor, saya dikelilingi buku. Sejak kecil saya suka membaca buku. Tapi ketika mulai bekerja di penerbitan, terus terang membaca jadi terasa seperti "kerja". Waktu luang rasanya tidak ingin saya isi lagi dengan membaca. Tapi, saya terus mengikuti perkembangan perbukuan. Buku yang saya baca tidak selalu buku yang ada dalam daftar terlaris. Saya sering tertinggal membaca buku yang ramai dibicarakan orang. Selera baca saya punya alur sendiri. Kebanyakan buku nonfiksi, dan belakangan saya juga sering baca novel.
Berikut beberapa buku yang waktu belakang sedang dalam waiting list bacaan saya:
- The School of Life (Alain deBotton): kumpulan esai khas Alain seputar tema psikologi ringan sehari-hari
- The Homestage (Jessica Todd Harpet): buku foto ini saya beli karena alasan penulis kata pengantarnya adalah Alain deBotton
- Kafka on the Shore (Haruki Murakami)
- Men Without Women (Haruki Murakami)
Dukung kampanye #BooksAreEssential. Buku apa yang sedang kamu baca hari ini?
Komentar
Posting Komentar