Mengumpulkan Receh a la Ivan Lanin





Bahasa itu hidup. Dari waktu ke waktu, ada saja istilah dan kata baru yang muncul dari para penggunanya. Anak muda berkomunikasi dengan kosakata dan gaya yang berbeda dari orangtua mereka. Bahasa menjadi penanda zaman dan generasi. 

Tapi, tidak semua orang bisa mengikuti dengan baik perkembangan itu. Sering kita bertemu istilah baru yang tiba-tiba sudah populer dan menyebar tanpa tahu akar, asal-usul, dan cerita di balik kemunculannya. Kamus pun bahkan bungkam. Kita tidak bisa menggunakan kamus untuk mencari arti dan definisinya karena kata-kata baru itu masih belum masuk kamus.

Beruntung, di tengah kita ada seorang penjaga dan perawat gigih bahasa Indonesia. Seorang yang kian populer lantaran renajanya yang sangat besar pada bahasa. Ivan Lanin namanya, lulusan Teknik Kimia ITB yang kariernya kini meluncur di jalur yang sama sekali berbeda. 

Ivan Lanin bermain di media sosial yang mudah diakses orang banyak. Twitter, instagram, facebook, dan Wikipedia. Menempatkan diri sebagai tempat bertanya soal-soal kontemporer bahasa, pernik-pernik penggunaan bahasa Indonesia yang cepat berubah seiring dinamika penggunanya, Ivan mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang berserak di media sosial di dalam buku ini. Pertanyaan-pertanyaan kecil itu, seperti koin recehan yang jika dikumpulkan bisa dipakai untuk naik haji. Receh, tapi tidak remeh.

Sangat informatif dan piawai dalam menjelaskan perkembangan istilah dan kata-kata baru, cara Ivan menjawab pun membuat kita yakin bahwa bahasa baku itu bukan untuk dijauhi, bahasa baku justru memudahkan dan memperjelas makna yang disampaikan, bahasa baku itu tidak kaku.

Selain merekam perkembangan baru, Ivan juga gigih mencarikan padanan kata Indonesia untuk istilah-istilah yang terlanjur populer dalam bahasa asing di tengah masyarakat, misalnya running text, bed rest, dll.

Ivan Lanin mengaku masih belum cukup pede untuk menulis novel, puisi, atau apa pun yang berbentuk fiksi, tapi dia setidaknya berhasil membuat beberapa bagian dalam buku ini terasa seperti untaian kalimat yang bercerita dan sesekali puitis. Jadi, kalau kamu ingin mengikuti perkembangan kiwari bahasa Indonesia, sembari belajar memperkaya kosakata, ini buku yang perlu kamu cermati. 


Info Bibliografis:
Recehan Bahasa: Baku Tak Mesti Kaku
Ivan Lanin
Penerbit Qanita, Juli 2020
ISBN: 978-602-402-179-5
152 hlm. Soft Cover



Komentar

Populer

Khaled Hosseini: Membebaskan Emosi Melalui Novel

Tiga Penyair Membuka Jaktent

"Memento Vivere"