Kota Yerusalem. Photo credit: SeanPavonePhoto/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Berbeda dengan penaklukan sebelumnya, Islam datang ke Jerusalem (638) dengan damai. Setelah tentara berhasil masuk kota, tak ada penghancuran bangunan, tak ada penyitaan, tak ada pembakaran simbol-simbol agama musuh, tak ada pembantaian. Umar disambut oleh uskup Jerusalem, Sorophonius, dan diantar untuk melihat tempat-tempat suci di kota itu. Umar masuk ke Kompleks Anastasis. Ketika masih berada di sana, waktu shalat tiba. Sophorohius menyarankan Umar shalat di Anastasis. Umar menolak, khawatir itu dijadikan alasan kaum Muslim untuk mengambil tempat itu.