Postingan

Dari Gathering Blogger-Mizan 2012

Gambar
Tiga puluh enam blogger dari berbagai wilayah berkumpul di Black and White Hall, The Amaroossa Hotel, Bandung pada hari Sabtu lalu (7/4) dalam acara Gathering Blogger-Mizan 2012. Sungguh sebuah kesempatan sangat menyenangkan bertemu dengan para blogger aktif yang semuanya begitu fasih dan giat memanfaatkan blog dan sosial-media untuk menyebarkan ide, pikiran dan kepedulian mereka. Di antara hadirin ada blogger Bukik Setiawan , Gie Wahyudi , Isnuansa , Alamendah , blogger kuliner  Indriyatno , Ade Sri Purwaningsih dari goodybake.com, blogger dunia pendidikan Anna Farida, blogger traveling Indra Prasetya, blogger dari Bali Anton Nawalapatra, dan Helda Sihombing, blogger psikolog remaja dari Medan. Blogger termuda yang hadir dalam acara yang didukung oleh Indosat ini adalah Mutia , pemilik blog http://mutiahanism.blogspot.com/ yang blognya akan segera dibukukan Mizan. Kita tahu betapa blog kini telah tumbuh menjadi media dengan kekuatan tersendiri. Jangkauan pengaruhnya...

Pepatah Gaya Hidup

Gambar
Untuk Indonesia yang Kuat (Ligwina Hananto) Beberapa waktu lalu Koran Tempo Minggu  menurunkan liputan tentang meningkatnya kebutuhan akan konsultan perencana keuangan keluarga di kalangan kelas menengah Indonesia. Tiga perencana keuangan yang dijadikan narasumber dalam laporan itu adalah Ligwina Hananto, Safir Senduk dan Adrian Maulana. Salah satu hal menarik yang saya ingat dari rangkaian artikel di harian itu adalah pernyataan Ligwina Hananto bahwa kelas menengah Indonesia saat ini banyak yang "terjebak dalam gaya hidup." Mereka terlihat mapan dan makmur dari luar namun sesungguhnya keropos dari dalam karena tidak membuat perencanaan keuangan jangka panjang (biaya pendidikan anak, rencana pensiun, biaya kesehatan dan perjalanan wisata), serta memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup yang tak sesuai kemampuan keuangan mereka yang sesungguhnya. Mirip dengan gelembung yang mudah pecah. Saran-saran dari perencana keuangan itu barangkali bukan hal yang terlalu baru,...

TFG

Gambar
Entah kenapa, satu kalimat ini sering terlintas dalam ingatan saya belakangan: "Setelah hilang baru terasa penting." Mengapa kalimat ini terasa begitu mengesankan? Mungkin karena pada saat kita mendengarnya, kita seolah diingatkan pada suatu kelalaian. Kebiasaan buruk. Dan kita cenderung suka pada kalimat yang mencerabut kita sesaat dari kebiasaan buruk kita. Menyadarkan. Mungkin itu menunjukkan betapa kita sering lupa dan abai pada berkah yang hadir hari ini. Taken for granted. Sesaat tersadar, namun beberapa waktu kemudian kita kembali lupa. Semoga tidak.

Digital - Fisikal

Gambar
Ada sebuah kalimat menarik dari entri blog yang ditulis Seth Godin di Domino Project  kemarin: " If we can have books without publishing, we can also have publishing without books ." Konteksnya adalah catatan yang dibuat  Craig Mod  tentang perjalanan dia bersama timnya membuat Flipboard , sebuah aplikasi untuk membaca majalah digital di iPad dan iPhone.   Sejak November 2011, Craig dan timnya melakukan "perjalanan" merancang Flipboard for iPhone. Seluruh perjalanan yang bersifat digital itu terasa tanpa jejak fisikal dan tak berbatas hingga akhirnya Craig membuat buku yang mendokumentasikannya, dan mencetak buku  itu sebanyak dua eksemplar saja melalui layanan print-on-demand yang disediakan Blurb .  Buku itu diterimanya sepuluh hari setelah dia menyerahkan file-nya. Pekerjaan mereka yang sepenuhnya digital lantas terasa hadir secara fisik ketika buku seberat delapan pon, setebal 276 halaman itu tiba.  Saya suka dengan kalimat-kalim...

@Masjid Al-Irsyad, Kota Baru Parahyangan

Gambar
Masjid al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, adalah sebuah karya arsitektur yang terkenal. Sejak diresmikan tahun 2010, masjid ini kerap menjadi pembicaraan dan tujuan kunjungan, selain untuk beribadah, juga untuk mengagumi desainnya yang futuristik. Ketika menghadiri acara Localicious 18 Maret lalu, saya sempatkan mampir di masjid keren ini dan memotret interiornya: mihrab yang dibiarkan terbuka menghadap ke perbukitan di sisi barat dan ornamen langit-langitnya.

Perjalanan untuk Mencintai Indonesia

Gambar
Dua wartawan kawakan, Ahmad Yunus dan Farid Gaban, melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan sepeda motor selama hampir setahun. Mereka menyebut perjalanan ini sebagai cara untuk mencintai Indonesia dan mengenalnya lebih dekat dan erat. Sedekat meraba. Mereka mendatangi pulau-pulau terluar, menyinggahi kota-kota terpencil, hidup berbaur dengan masyarakat setempat, berpayah-payah melintasi laut, menyeberangi hamparan kebun sawit, melintasi jalanan penuh lumpur dan debu dalam hujan dan panas. Berhasilkan mereka mendapatkan apa yang mereka cari? Meraba Indonesia , judul buku catatan perjalanan salah satu wartawan ini, Ahmad Yunus menampilkan banyak ironi negeri ini yang ditemuinya sepanjang perjalanan tersebut: pulau-pulau terluar yang diharapkan setia pada NKRI namun ditelantarkan, sumber daya laut yang kaya tapi dirusak, potensi wisata disia-siakan, transportasi laut yang tak terurus.  Buku ini seolah melengkapi potret getir pembangunan Indonesia yang disajikan sura...