Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan
Agustinus WIbowo Senang rasanya menamatkan Titik Nol . Buku ini pertama mulai saya buka pada Agustus dan baru selesai dibaca Desember 2013. Mengapa begitu lama untuk bacaan selezat ini? Saya suka berlambat-lambat untuk membaca buku Agustinus Wibowo. Dua buku sebelumnya dari pengarang yang sama, Selimut Debu dan Garis Batas , juga baru habis saya baca dalam tempo lebih dari tiga bulan. Rasanya enggan berpisah cepat-cepat dengan kisah yang dituliskannya. Saya suka baca ulang bagian-bagian tertentu, sebelum melanjutkan ke bagian lain. Saya menikmati setiap kalimat yang dituliskannya, setiap paragraf yang membentuk bangunan ceritanya. Agustinus seorang penulis sangat apik. Dia peka terhadap psikologi pembaca. Saya tak bertemu rasa bosan di sepanjang buku setebal lebih dari 500-an halaman ini. Dia sering menggunakan kalimat bersajak, perumpamaan yang kreatif, deskripsi yang penuh warna. Bukan hanya pengalamannya yang luar biasa, cara dia menceritakannya pun istimewa. P...