Postingan

Nengsih: Kisah Lara dari Cimenyan

Gambar
  Nengsih di kebun di halaman rumahnya. Cikored, 27 September 2020 Nama saya Nengsih.   Umur 27 tahun. Saya sedang pusing dengan sebuah masalah.  Anak pertama saya, Desi, sebentar lagi berusia sama seperti saya ketika pertama kali dikawinkan. Ya, kini dia 12 tahun. Dia tampak makin cantik. Sekarang sudah pintar berdandan. Tidak lagi kucel dan kumal seperti waktu masih kecil. Dulu saya memang tak sempat merawat anak-anak dengan baik.   Pagi-pagi sebelum mereka bangun, saya sudah harus pergi keluar rumah mencari rumput untuk makanan ternak. Kami sekeluarga bekerja merumput domba milik orang lain yang menitipkan dan dari situ kami mendapatkan bagi hasil. Saya harus mengurus domba, karena kalau tidak, dombanya bisa sakit dan kurus. Hanya itu yang bisa saya lakukan untuk mencari nafkah sejak saya ditinggal suami.   Nengsih, Desi dan Gunawan. Curug Batutemplek, 23 September 2018 Dulu sebelum tahun 2018, saat bersama suami, penghasilannya juga tidak mencukupi sehin...

FOBO: Lumpuh dalam Kelimpahan Pilihan

Gambar
Mall TSM Bandung sebelum Covid Hari-hari ini saya sedang berusaha mencari hadiah ulang tahun untuk anak sulung saya yang bulan depan berusia dua puluh. Dalam keterbatasan pergerakan saat ini, andalan saya adalah toko online. Saya berharap dengan mengetikkan kata kunci tumbler atau headset di kotak pencarian Shopee atau Lazada, urusan bisa selesai dengan cepat. Tapi rupanya tak semudah itu. Shopee menampilkan 100 halaman hasil pencarian dengan masing-masing halaman berisi 50 jenis tumbler. Lazada menyebutkan ada 1.688.191 barang ditemukan untuk "headset". Oh, baiklah. Ada ribuan bahkan jutaan pilihan yang muncul untuk setiap barang yang saya cari, dengan beragam variasi warna, bentuk, harga, ukuran, fungsi, lokasi penjual. Untuk headset ada pula pilihan gaming, bluetooth, full bass dan macam-macam lagi. Belum lagi berhadapan dengan aneka ragam merek dan rekomendasi dari para reviewer. Terlalu banyak variasi, terlalu banyak pilihan, perlu lebih banyak waktu untuk menentukan ma...

Momen Serendipitas

Gambar
Kadang-kadang ketika memotret di jalan atau dalam perjalanan, saya merasa beruntung mendapatkan momen yang membuat foto jadi menarik. Saya tidak menyebut diri pemotret yang baik, karena belum cukup banyak melakukannya untuk mendapatkan hasil yang konsisten dalam kualitas. Tapi beberapa foto benar-benar saya suka sebab momen yang terbekukan di dalam bingkai, karena berbagai alasan, jadi menarik untuk dilihat. Salah satu yang saya suka adalah foto ini. Dipotret di pelataran Piazza del Duomo, Milan, tempat yang sangat ramai dengan pengunjung pada suatu sore di akhir bulan Maret 2018. Cuaca menjelang awal musim semi masih cukup dingin. Orang-orang berjalan sambil mencoba menghangatkan badan. Saya memotret random moment , tanpa berhenti untuk melihat apa yang terekam dalam kamera. Dua peristiwa ini kebetulan terekam di dalam satu bingkai. Saya menjudulinya “Dua Cara Mengusir Dingin”.  Milan, 29 Maret 2018 Pada kesempatan lain, warna-warna secara tak sengaja hadir bersamaan dalam satu bi...

Mengapa Menerjemahkan

Gambar
Edisi Indonesi terbitan Yayasan Obor, 2019 Tahun lalu, saya mendapatkan dua jilid Don Quijote persis pada hari ulang tahun. Hadiah yang menyenangkan, karena inilah pertama kali buku tersebut terbit dalam versi utuh berbahasa Indonesia. Gunawan Mohamad menyebut penerbitannya sebagai satu dari “dua hal yang bersejarah dalam dunia sastra dan seni kita” pada 2019. Sebelumnya novel karya Miguel de Cervantes ini dalam bahasa Indonesia hanya tersedia dalam bentuk ringkas untuk anak-anak. Yayasan Obor yang menerbitkan terjemahannya dari edisi pertama dan meluncurkannya pada Juli 2019 dalam dua jilid masing-masing setebal 400-an halaman. Ini sebuah kerja luar biasa, mengingat novel klasik dengan ketebalan hampir seribu halaman ini terbit pertama kali di Spanyol pada 1605. Tentunya bahasa Spanyol empat abad silam itu sangat berbeda dari yang sekarang, pasti banyak kata dan istilah yang perlu dirujuk maknanya kembali. Saya salut dengan upaya penerjemahnya, Apsanti Djokosusanto. Pada kata peng...

Kafka di Tengah Hujan Badai

Gambar
Wajah orang atau kucing? Gambar di sampul dengan cermat mewakili aspek cerita novel ini. Setelah membaca beberapa novel Murakami, saya bisa mengatakan saya lebih tertarik pada ekspresi artistiknya, metafora segar, makna tersembunyi, dan dialog-dialog cerdasnya daripada plot cerita, drama dan romansanya.  Dunia surrealisme yang digambarkan Murakami tentu saja masih menarik, penuh kejutan. Realisme magisnya selalu berhasil membuat kita terlontar ke dunia  lain, terbawa ke dalam imajinasi yang lepas. Tokoh-tokohnya mengalami banyak penderitaan, kesepian, petualangan seks, krisis, dan kebahagiaan. Namun beberapa hal terasa mengulang dari novel ke novel, Murakami terasa mendaur ulang beberapa trik bercerita dalam novelnya. Dalam Kafka on the Shore , Murakami menggambarkan dua perjalanan paralel melintasi ruang dan waktu. Alur pertama dari sudut pandang Kafka Tamura, remaja lima belas tahun yang pergi meninggalkan rumahnya. Bertekad menghindari kutukan Oedipus yang diramalkan ayah...

Pagi Peripatetik

Gambar
Kita akan berjalan kaki. Hanya berjalan kaki. Kita akan nikmati jalan kaki kita  tanpa berpikir akan tiba di mana. (Thich Nhat Hanh)  Bandung, 28 Sept 2019 Pagi datang. Matahari masih rendah di ufuk. Jalanan tampak redup dan sepi. Bayangan panjang jatuh di depan saat saya mulai berjalan. Lintasan pikiran acak muncul dalam kepala seiring saya mengambil langkah pertama. Mungkin sudah ribuan kali saya melewati jalan ini, tapi pagi tak pernah gagal membuat semua tampak baru. Hari ini meneruskan jejak hari kemarin, sekaligus menyuguhkan kebaruan, spontanitas dan kebetulan yang tak pernah kita tahu. Saya menghirup napas dalam-dalam, siap menyaksikan semua yang akan terorkestrasi sepanjang jalan dari saat ke saat. Sebentar lagi aktivitas mulai menggeliat. Dimulai dari warung-warung tenda di tepi jalan itu. Sudah bertahun-tahun mereka menempati lokasi yang sama, buka pada jam yang sama dengan urutan kegiatan yang tak berbeda setiap hari. Pelanggan satu per satu datang, mengant...