Setelah tiba pada usia tertentu, hidup berubah menjadi serangkaian kehilangan demi kehilangan. Sebuah kutipan dari Haruki Murakami melintas di linimasa pagi ini. Diambil dari 1Q84.
Buku berjodoh dengan pembacanya. Entah dengan cara apa, mereka akan bertemu di suatu waktu, di suatu tempat. Kisah-kisah perjodohan dengan buku ini banyak bertebaran dalam testimoni para pembaca buku Eric Weiner yang sempat berjumpa dengan sang penulis di Jakarta.
Photo credit: Marina Nedekova. Mari berkenalan dengan Eric Weiner. Di situs web pribadinya, dia mengawali perkenalan dirinya sebagai berikut: "Saya adalah seorang penulis, pembicara, dan mantan koresponden untuk NPR". Terdengar sangat biasa. Tapi, bagian selanjutnya jadi menarik: "saya lebih suka disebut seorang pelancong filosofis."
Beberapa waktu lalu saya menerima sebuah katalog dari Japan Foundation. Bekerja sama dengan Japanese Board on Books for Young People (JBBY), Japan Foundation menerbitkan katalog tahunan yang berisikan buku-buku anak Jepang yang paling disukai sepanjang masa. Buku-buku yang masuk ke dalam katalog ini terutama yang ditujukan untuk anak usia antara 5 hingga 12 tahun. Mereka memilih buku-buku yang paling banyak dibaca di Jepang, yang mudah ditemukan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di negara tersebut.
Mang Toha seorang petani dan peternak sapi di Kampung Waas, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Di kalangan pengurus Odesa, Mang Toha dikenal sebagai petani yang cepat belajar dan mudah beradaptasi dengan gagasan-gagasan baru. Dia memiliki kepedulian tinggi pada tetangga-tetangganya yang juga kebanyakan buruh-tani yang tergolongan keluarga pra-sejahtera.